Sabtu, 20 Oktober 2012

Dunia dan Seharusnya

Dunia sekarang serba kacau. serba tidak pada tempat yang seharusnya. serba tidak pas. seperti ukuran sepatu 42 untuk anak tk, serta ukuran sepatu 30 untuk bapak bapak direktur. atau seperti youcansee merah jambu yang dipakai oleh preman pasar bertato, dan kaos kedodoran yang banyak dipakai remaja remaja "gaul" ibu kota. sama seperti kasus wakil rakyat yang bergaji lebih tinggi dari rakyatnya sendiri. atau seperti aparat aparat yang seharusnya bekerja penuh wibawa dan bijaksana dengan pikiran dingin yang melindungi rakyat menjadi manusia seenaknya sendiri yang bisa memukuli setiap orang yang tidak bekerja sesuai keinginan nya.
Mengapa dunia serba kacau? murid murid yang seharusnya belajar menghasilkan prestasi justru lebih sering bolos sekolah untuk sekedar makan minum di kantin ataupun berlomba mendownload film film tak bermoral. atau guru guru yang seharusnya mengajar dengan ikhlas justru hanya memberi tugas dan tugas dan tugas hingga semua menjadi gunung tugas.
Mengapa dunia serba kacau? wakil rakyat yang seharusnya membuat peraturan untuk kepentingan rakyat justru sibuk mencari cela agar bisa mengeruk uang lebih banyak. orang kaya yang seharusnya diam menjalankan bisnis, justru sedang asyik sogok sana-sini supaya bisa lancar menjalankan bisnis gelap yang lebih menguntungkan.
Mengapa dunia serba kacau? sekolah sekolah bagus yang seharusnya berkualitas unggul, justru diisi dengan siswa biasa dengan pundi pundi rupiah orang tua kaya mereka. sogok sana sini lagi. dunia menjadi seharusnya lagi, lancar... enak... tak ada yang mengganjal, dan dapat sekolah elit.
Mengapa dunia serba kacau? orang orang tua yang seharusnya mendidik anak dengan baik, justru asyik kawin cerai cari pemuas diri. belum puas, ya cari yang baru. sudah bosan, ya tinggalkan yang lama.
Mengapa dunia serba kacau? laki laki yang seharusnya jalan tegap dengan jantannya justru keperempuanan. sedang perempuan yang seharusnya lemah gemulai justru terlalu jantan dengan pakaian kurang layak, dan lain sebagainya.
Dunia sudah tak berjalan dengan seharusnya. serba terbalik. kacau. seperti benang kusut yang sudah tak mungkin lagi dibenahi, jika pemimpinnya hanya bisa berdiam diri, merokok, tidur, dan bermain uang haram bagaimana dunia tidak segera hancur oleh sikap bodoh manusia sendiri?
Jika dunia sudah tak berjalan dengan seharusnya, maka apalah arti kata seharusnya? maka apalah arti peraturan yang mengharuskan itu? hanya untuk dilanggar? kalau begitu, bagaimana jika tak usah lagi dibuat peraturan agar tak ada lagi yang dilanggar, agar tak ada lagi seharusnya?
Lalu bagaimana kabar norma, nilai dan pelajaran sosiologi? bagaimana jika ditiadakan saja? agar tak ada lagi seharusnya? toh, dunia sudah tak berjalan seharusnya.
Lalu bagaimana jika sudah tidak ada seharusnya? dunia akan makin kacau? bukankah seharusnya jika tidak ada seharusnya berarti tidak ada aturan yang dilanggar sehingga seharusnya dunia makin tenang dan makin terkendali.
Ya Tuhan, saya makin tidak bisa mencerna kalimat ini, walaupun seharusnya saya sedari tadi tahu apa yang saya bicarakan, pikirkan, utarakan.
TAPI, sekali lagi, dunia sudah kacau. dan HIDUP TIDAK HANYA TERPAKU PADA KATA SEHARUSNYA.
oh ya, satu kalimat lagi, untuk penjelasan, posting ini hanya ditulis oleh remaja labil tanpa ada rasa untuk menyinggung pihak pihak yang banyak saya tuliskan, yah kecuali anda anda memang melakukan apa yang saya omongkan, berarti anda anda memang seharusnya merasa tersentil. tapi toh (sekali lagi) dunia sudah tidak berjalan seharusnya. hati hati sudah menghitam dan kulit muka sudah kebal untuk merasakan malu.

saya muda, bebas, dan hidup bukan sekedar kata "seharusnya" -Zuhriya Aridhani-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar