saya memang tak keberatan dengan apa yang saya lakukan. sekolah pada pagi hari, bekerja pada siang hari, dan belajar pada malam hari. tapi saya sudah lelah Tuhan. saya juga ingin bahagia seperti teman teman saya, saya juga ingin bisa bercanda tawa, puas berbelanja baju baru mahal, saya juga ingin makan makanan enak setiap hari, saya ingin bahagia seperti mereka.
"bahagia itu sederhana nak, sesederhana bagaimana bahagia itu bisa kamu ciptakan dalam pikiranmu, dalam hatimu, dalam hidupmu. sesederhana bagaimana kamu bisa terus bahagia atas apa yang kamu terima dalam hidup ini." ucap kakek pada suatu hari saat saya bertanya apa arti kebahagiaan sesungguhnya. alih alih mendapat kebahagiaan, saya malah mendapat banyak kekecewaan. saya sudah melakukan semua yang diucapkan kakek. terus bahagia atas apa yang saya dapat. terus bahagia saat harus dimarahi guru karena tidak mengerjakan tugas akibat terlalu lelah bekerja, terus bahagia saat dijauhi teman karena sikap aneh serta ambisi mewujudkan mimpi mimpi saya, bahkan terus bahagia walau pelanggan di toko memarahi kebodohan yang saya lakukan. tetapi apa yang saya dapat? yang saya dapatkan hanya nilai yang terus turun, teman yang makin sedikit, dan pelanggan yang makin sering melirik marah. saya sudah lelah.
bahkan kebahagian makin lama makin menjauh dari saya. nenek jatuh sakit. semua kelimpungan. semua anak anak kakek pulang untuk menjenguk. kesehatan kakek pun ikut menurun. nilai nilai saya makin kacau, guru makin sering memarahi. hidup saya makin kacau, saya makin percaya kebahagiaan tak pernah menyukai saya. bahkan untuk sekedar mampir di hari hari usang saya. saya terus berjuang untuk menjalani hidup seperti ini dengan hati bahagia, walaupun saya percaya bahagia itu tak akan mau menyentuh saya.
beberapa hari kemudian, sedikit angin lega menghembus lembut. kesehatan nenek perlahan membaik. satu persatu paman dan bibi pulang ke kotanya. saat itu saya kira kebahagiaan telah muncul dalah hidup saya. saya mulai mempercayainya lagi, dan mengharap ia akan datang dengan membawa teman temannya yang lain.
"bahagia itu relatif, kau tau kan? orang kaya saja bisa tak bahagia hingga terus mengejar mimpi tanpa peduli orang disekitarnya, tapi orang sepertimu bisa bahagia dengan kehidupanmu yang serba sederhana itu." seorang teman menanggapi pertanyaan tentang bahagia yang saya lontarkan. ya, saya juga merasakannya. bagaimana bahagia itu dapat diciptakan oleh siapapun dengan keadaan seperti apapun dan dalam kondisi dimanapun. bahagia itu tercipta bukan mencipta. bahagia itu dibuat merasa bukan dirasa. hei, kau tahu, aku masih belum sepenuhnya bahagia sekarang, tetapi juga tidak sepenuhnya merasa sengsara. mengapa? karena aku masih bisa membuat hidup sengsaraku menjadi bahagia.
---
hoi, sekarang malam minggu dan saya malah buat naskah pendek ini. habis mau apa? saya
bye...
BY THE WAY, DILARANG COPPAST SEENAK UDEL OKE?? muehehe...